VIVAnews – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Maryono, mengetahui bahwa program subsidi pemerintah untuk rumah tapak sederhana dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan berakhir pada 2015.
Namun, ditegaskannya, Rabu 21 Mei 2014, kebijakan itu bukan berarti program subsidi akan berhenti. Tetapi, pemerintah akan memberikan subsidi dalam bentuk lain. "Bentuknya seperti apa, pemerintah yang tentukan," ujar Maryono, saat ditemui di Menara BTN, Jakarta.
Kendati demikian, Maryono mengatakan, BTN tidak keberatan jika subsidi tersebut diberikan dalam bentuk subsidi bagi pembangunan rumah susun atau hunian vertikal.
Bahkan, kata dia, BTN juga telah mengeksekusi program subsidi pemerintah dalam bentuk program lain, khususnya rumah susun bersubsidi.
Ia menambahkan, perseroan sudah melakukan pembiayaan apartemen kelas menengah yang cukup besar. "BTN telah mengeksekusi program subsidi pemerintah. Rata-rata, bisa eksekusi 94 persen dari target pemerintah secara nasional," ujarnya.
Sebelumnya, Maryono menyatakan bahwa saat ini BTN sedang melakukan transformasi percepatan pembangunan perumahan. Percepatan tersebut dibagi menjadi dua, yakni pasar rumah bersubsidi dan non bersubsidi.
Ke depan, lanjut dia, perseroan akan melebarkan sayap ke non subsidi dan mengembangkannya hingga total kreditnya bisa mencapai 45 persen. Sebab, saat ini, yang dibutuhkan masyarakat bukan hanya rumah bersubsidi, melainkan hunian sederhana yang harganya di atas rumah bersubsidi.
BTN, menurut Maryono, juga akan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar agar pasar rumah non subsidi BTN semakin berkembang.
Sementara itu, aset BTN saat ini mencapai Rp136 triliun. Penyaluran kredit hingga 30 Maret 2014, mencapai sekitar Rp100 triliun dan posisi laba 2014 terakhir Rp341 miliar. (art)
© VIVA.co.id
Posting Komentar
Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami atau tinggalkan pesan anda